Search
Close this search box.

Takwa Di Mana Saja

ins-taqwa-di-mana-saja

Kita mungkin sering menyaksikan fenomena berikut: Ada Muslim yang rajin shalat, tetapi sering juga bermaksiat. Rajin ke masjid, tetapi kurang berbakti kepada orangtua. Rajin baca al-Quran, tetapi enggan menolong orang kesusahan. Shaum Ramadhan, tetapi suka pacaran. Bergelar haji, tetapi banyak terlibat dalam muamalah ribawi. Melakukan umrah berkali-kali, tetapi tak baik hubungannya dengan famili. Rajin membayar zakat, tetapi pelit kepada keluarga dekat. Rajin bersedekah, tetapi tak sanggup menahan diri dari ghibah (membicarakan keburukan orang lain). Bersikap baik kepada orang lain, tetapi berlaku buruk kepada istri dan anak sendiri. Menutup aurat di bulan suci Ramadhan, namun kembali mengumbar aurat di luar Ramadhan. Demikian seterusnya. Jadinya, ada semacam ironi atau kontradiksi.

Jelas, fenomena demikian mengambarkan satu hal: sekularisme. Itulah pemisahan agama dari kehidupan. Sekularisme tentu bertentangan dengan konsep takwa. Sebab, takwa menuntut ketaatan di setiap waktu, tempat dan keadaan. Inilah yang ditegaskan dalam sabda Rasulullah bersabda, “Bertakwalah engkau dalam segala keadaanmu!” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan ad-Darimi).

Dalam Tuhfah al-Awadzi bi Syarh Jâmi’ at-Tirmidzi, disebutkan bahwa frase haytsumma kunta (dalam keadaan bagaimanapun) maksudnya dalam keadaan lapang/sempit, senang/susah, ataupun riang-gembira/saat tertimpa bencana (Al-Mubarakfuri, VI/104). Haytsumma kunta juga bermakna: di manapun berada, baik saat manusia melihat Anda ataupun saat mereka tak melihat Anda (Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqi, Dalil al-Falihin, I/164).

Alhasil, marilah kita berusaha mewujudkan takwa di mana saja.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Update lain

Logo Cinta Quran Center

CintaQuran Center merupakan Pesantren Tahfizh Al-Quran yang terintegrasi dengan Program pendidikan kaderisasi untuk melahirkan Da’i yang siap menggemakan kecintaan Umat terhadap Al-Quran.

© Copyright CintaQuran®Center All Rights Reserved.