Syaikh Mohammad Idrissi Alcaraz Beri Wejangan Dakwah dan Nafisiyah untuk Santri
Cinta Quran Center — Sabtu pagi, 30 Agustus 2025, Masjid Al-Fatih Cinta Quran Center dipenuhi oleh seluruh mahasantri dan mahasantriwati. Mereka berkumpul untuk menyambut kedatangan tamu istimewa, Syaikh Mohammad Idrissi Alcaraz, ulama asal Córdoba, Spanyol, yang dikenal sebagai pendiri Islamic University of Spain Al-Andalusia dan Center for Andalusian Studies. Beliau merupakan tokoh dakwah dan pendidikan internasional, khususnya di kalangan komunitas berbahasa Spanyol, serta pemegang ijazah qira’at Qur’an, hadis, dan berbagai disiplin ilmu Islam.
Acara ini dimulai tepat pukul 09.00 WIB. Syaikh Mohammad langsung membuka dengan sesi sharing seputar dakwah dan nafsiyah. Agar pesan beliau lebih mudah dipahami, hadir mutarjim Ustadz Fahmi Burhan, Lc.— pengajar di CQC—yang menerjemahkan setiap uraian ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam paparannya, Syaikh menekankan bahwa jalan dakwah bukanlah monopoli segelintir orang saja. “Tidak semua dari kalian harus menjadi ulama. Ada juga yang harus mengisi posisi lain seperti insinyur, dokter, dan sebagainya. Semua peran itu bisa menjadi wali-wali Allah, yaitu hamba-hamba Allah yang dicintai-Nya,” tegas beliau. Pesan ini disambut penuh perhatian oleh para santri yang menyimak dengan khidmat.
Suasana semakin hidup ketika sesi tanya jawab dibuka. Muhammad Ru’yan, salah satu santri, dengan lancar melontarkan pertanyaan dalam bahasa Arab, menambah kekaguman hadirin. Diskusi berlangsung interaktif, mencerminkan antusiasme para santri dalam menggali ilmu langsung dari seorang ulama internasional.
Menutup pertemuan, Syaikh Mohammad mendoakan para santri agar kelak mampu berdakwah sebagaimana para sahabat Nabi ﷺ yang diutus ke berbagai penjuru dunia untuk menyebarkan Islam. Doa itu mengalir dengan tulus, memperkuat semangat dakwah yang selama ini menjadi ruh pendidikan di Cinta Quran Center.
Kunjungan Syaikh Mohammad Idrissi Alcaraz menjadi momen berharga yang tidak hanya memperluas wawasan santri tentang dakwah global, tetapi juga meneguhkan kembali cita-cita mereka untuk menjadi bagian dari wali-wali Allah di masa kini, baik sebagai ulama, dai, maupun profesional di berbagai bidang kehidupan.