SUPERDAI CQC 2025: Menyalakan Estafet Dakwah di Hari Santri
BINTARO (26/10/2025) | Suasana penuh semangat dan haru mewarnai Aula Cinta Quran Center pada Ahad pagi, 26 Oktober 2025. Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, CQC menggelar acara bertajuk “SUPERDAI”, sebuah momentum refleksi dan inspirasi bagi para santri untuk terus menyalakan obor dakwah Rasulullah ﷺ di zaman modern.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB, dibuka dengan lantunan tilawah Al-Qur’an oleh mahasantri dan mahasantriwati angkatan 4 dan 5 yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Jepang. Hal ini menjadi simbol dakwah global CQC yang kini telah menjangkau mancanegara, salah satunya lewat pembangunan Masjid As-Shalihin di Yokohama, Jepang, yang dipimpin langsung oleh Ustaz Fatih Karim, pendiri Cinta Quran Foundation.
Dilanjutkan dengan sambutaan dari Mudir Ma’had Cinta Quran Center, dalam sambutannya, Ustaz Irfan Ramdan Wijaya, M.Pd.I. selaku Mudir menegaskan pentingnya menghidupkan kembali sunah Nabi sebagai wujud cinta kepada Rasulullah ﷺ. “Siapa yang menghidupkan sunah Nabi, maka dia mencintai Nabi. Dan siapa yang mencintai Nabi akan dikumpulkan bersama beliau di surga,” ujarnya, disambut takbir oleh para hadirin.
Beliau juga mengingatkan bahwa setiap individu memiliki peran dalam perjuangan dakwah. “Setiap orang adalah pejuang, setiap orang punya saham dalam perjuangan Nabi, sesuai potensi yang Allah anugerahkan padanya entah lewat ilmu, tenaga, pikiran, atau harta.”
Pesan ini menjadi pengantar yang kuat menuju sesi berikutnya: talkshow inspiratif bersama alumni angkatan pertama CQC, Muhammad Yordan de Aziz dan Agil Sulton.
Yordan—kini CEO HSS yang bergerak di bidang komoditas, IT, dan properti—membagikan prinsip kepemimpinan yang ia pelajari selama menempuh pendidikan di CQC. Ia menekankan pentingnya self-awareness, self-management, dan other-awareness sebagai pondasi seorang pemimpin. “Diskusi adalah kunci dalam menyelesaikan masalah. Seorang pemimpin itu bukan yang paling tahu, tapi yang paling mampu mendengar dan mengarahkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Agil Sulton, yang kini kembali mengabdi sebagai musyrif di CQC, berbagi kisah tentang dakwah di era digital. Ia menegaskan bahwa dakwah kini tak hanya disampaikan dari mimbar, tetapi juga melalui karya dan konten. “Gunakan media untuk kebaikan, jadikan dunia digital sebagai ladang dakwah,” ujarnya tegas.
Sesi dilanjutkan oleh Ustaz Syafaat Nuryadi, M.M., Direktur Cinta Quran Center, yang mengisahkan awal mula berdirinya lembaga ini. “Dari lahan kosong seluas 5.000 meter persegi di Bintaro, kita memulai dengan izin Allah. Ada banyak rintangan, bahkan stigma, tapi semua terbukti bisa dilalui dengan wakaf dan dukungan umat.” kisahnya.
Beliau juga memaparkan visi besar CQC, yaitu melahirkan 1 juta dai Quran yang siap memimpin peradaban dunia. “Dari sini, dari Cinta Quran Center, kita ingin melahirkan pemimpin peradaban yang akan membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.”
Sesi penampilan mahasantri dan mahasantriwati menambah khidmat acara dengan narasi bertema dakwah dan perjuangan Nabi Muhammad ﷺ. Salah satu bagian yang paling menggetarkan adalah saat narator membacakan kalimat:
“Misi itu tak akan pernah padam. Ia hanya menunggu. Ia hanya menunggu siapa yang berani menyalakan obornya kembali.”
Sorak dan tepuk tangan menggema, menandakan semangat santri yang menyala untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu.
Acara kemudian dilanjutkan dengan storytelling dan refleksi oleh Ustaz Fatih Karim. Dalam sesi yang penuh emosi, beliau mengingatkan pentingnya peran santri sebagai peerus dakwah Rasulullah ﷺ dan penjaga kemuiaan Al-Qur’an. Beliau juga memberikan motivasi agar seluruh mahasantri terus berjuang menjadi Super Da’i yang berilmu, berakhlak, dan berdampak bagi umat.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan estafet dakwah kepada para santri, simbol amanah besar yang harus dijaga dengan ilmu dan keikhlasan. “Kita ingin Rasulullah tersenyum melihat kita, bukan malu karena kita mengotorinya,” pesan Ustaz Fatih Karim sebelum menutup dengan doa bersama.
Acara diakhiri dengan pengukuhan forum alumni serta doa bersama untuk para donatur dan orang tua asuh. CQC menegaskan komitmennya untuk terus memperluas dakwah dan pendidikan Quran ke seluruh penjuru Nusantara.
Dalam waktu dekat, CQC juga menargetkan pengembangan unit usaha wakaf produktif mulai dari laundry, catering, hingga guest house untuk menopang operasional pendidikan para santri.
Selain itu, proyek Masjid Cinta Quran di Yokohama, Jepang, serta pembangunan cabang CQC di berbagai provinsi menjadi bagian dari visi besar untuk melahirkan 1 juta dai Quran yang siap membawa cahaya Islam ke dunia.
Dukung Lahirnya 1 Juta Dai Quran!
Jadilah bagian dari perjuangan dakwah ini dengan menjadi Orang Tua Asuh dalam program Beasiswa Dai Quran (BDQ).
📍 Kunjungi: cintaquran.center/orang-tua-asuh
 
								







