Membangun Generasi Islam Tangguh di Tengah Tantangan Zaman

Membangun Generasi Islam Tangguh di Tengah Tantangan Zaman

Ust. M. Gustar Umam, SS, Lc. | Practical Learning Manager Cinta Quran Center

Menatap Realitas Pendidikan Umat

Setiap orang tua tentu mendambakan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, beriman, dan mampu menghadapi kehidupan dengan penuh kesiapan. Namun realitas yang kita saksikan hari ini justru sebaliknya: banyak generasi muda Islam yang kehilangan kesadaran keislaman, tidak siap menghadapi tantangan hidup, bahkan gamang ketika harus berjuang menegakkan kebenaran.

Fenomena ini sebenarnya telah diperingatkan dalam Al-Qur’an. Allah Swt. mengingatkan:

وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka generasi (keturunan) yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa: 9

Ayat ini memberi pesan jelas: jika orang tua lalai, maka yang lahir adalah generasi lemah – lemah iman, lemah akhlak, lemah pemikiran, dan lemah menghadapi kerasnya kehidupan.

Tujuan Pendidikan Islam

Islam tidak pernah memandang pendidikan sebagai sekadar transfer ilmu atau keterampilan teknis. Pendidikan dalam Islam adalah proses memanusiakan manusia sesuai tujuan penciptaan.

Pertama, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzāriyāt [51]: 56)

Kedua, manusia diberi amanah sebagai khalifah di muka bumi.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi…” (QS. Al-Baqarah [2]: 30

Ketiga, umat Islam diharapkan menjadi umat terbaik yang membawa kebaikan bagi manusia.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‘ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 110)

Dengan demikian, pendidikan Islam harus melahirkan generasi yang beribadah kepada Allah dengan penuh kesadaran, memimpin bumi dengan tanggung jawab, dan menebarkan kebaikan bagi seluruh manusia.

Gelombang Tantangan Zaman

Namun, cita-cita mulia itu tidaklah mudah. Arus besar ideologi dunia hari ini justru menghadang pendidikan Islam.

  • Kapitalisme membuat pendidikan menjadi mahal, berbayar, dan tidak merata.
  • Hedonisme mendorong generasi untuk hidup konsumtif, mengejar kesenangan sesaat.
  • Individualisme melemahkan ikatan umat, menggerus rasa kebersamaan dan solidaritas.
  • Ancaman kemiskinan membuat banyak keluarga kesulitan memberi perhatian penuh terhadap pendidikan anak.
  • Rendahnya penghargaan terhadap ilmu-ilmu keislaman menyebabkan banyak orang lebih sibuk mengejar status duniawi daripada ilmu agama.

Jika keluarga dan lembaga pendidikan tidak tanggap, maka arus ini akan semakin kuat menenggelamkan generasi.

Peran Sentral Keluarga dan Lembaga Pendidikan

Dalam menghadapi badai tantangan ini, keluarga memegang posisi pertama dan utama. Orang tua harus jelas dengan tujuan pendidikan anaknya. Mereka perlu menyadari kondisi zaman, menanamkan nilai Islam sejak dini, serta memberikan kehangatan dalam pengasuhan. Tidak kalah penting, orang tua harus cermat dalam memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan visi Islam.

Di sisi lain, lembaga pendidikan adalah kendaraan yang mengantarkan anak menuju tujuan besar itu. Lembaga pendidikan tidak boleh berjalan sendiri, melainkan harus menjalin komunikasi erat dengan keluarga. Hanya dengan sinergi, proses pendidikan dapat berjalan menyeluruh dan konsisten.

Intisari: Kesadaran dan Keteguhan

Mendidik generasi Islam bukan sekadar urusan teknis sekolah atau rumah, tetapi sebuah perjuangan peradaban. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dipegang teguh:

  1. Sadar terhadap tantangan pendidikan di era hedonisme dan kapitalisme.
  2. Teguh memegang tujuan pendidikan Islam: melahirkan hamba Allah, khalifah di bumi, dan umat terbaik.
  3. Kokoh melawan arus budaya konsumtif dan individualisme.
  4. Solid dalam kerja sama antara keluarga dan lembaga pendidikan.

Jika kesadaran ini tumbuh, insyaAllah umat Islam akan mampu melahirkan generasi yang bukan hanya kuat menghadapi hidup, tetapi juga tangguh menjadi pejuang dakwah, pemimpin peradaban, dan pembawa rahmat bagi semesta.[]

 


Dukung Lahirnya 1 Juta Dai Quran!

Jadilah bagian dari perjuangan dakwah ini dengan menjadi Orang Tua Asuh dalam program Beasiswa Dai Quran (BDQ).

📍 Kunjungi: cintaquran.center/orang-tua-asuh

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Update lain

Logo Cinta Quran Center

CintaQuran Center merupakan Pesantren Tahfizh Al-Quran yang terintegrasi dengan Program pendidikan kaderisasi untuk melahirkan Da’i yang siap menggemakan kecintaan Umat terhadap Al-Quran.

© Copyright CintaQuran®Center All Rights Reserved.